2012 in Review: Kumpulan Film Terbaik Tahun Ini (Bagian Terakhir)
Sebagai pelengkap dari artikel sebelumnya, berikut adalah the best of the rest dari film terbaik di tahun 2012. Dan seperti artikel sebelumnya juga, ini bukanlah daftar absolute, ini hanyalah opini semata dari seorang penikmat film yang ingin sedikit berkontribusi walau hanya dalam bentuk artikel singkat. Saran dan kritik saya tunggu, siapa tahu ada film favorit Anda yang tidak masuk dalam daftar ini. Let’s have a look. (AG)
Chronicle
Bagaiamana jadinya jika tiga remaja labil memiliki kekuatan super? Film mockumentary bergaya indie besutan Josh Trank ini adalah jawabannya. Muncul tanpa gembar gembor yang bombastis, Chronicle menjadi film superhero yang memiliki pertanyaan paling mendasar, bagaimana rasanya punya kekuatan super ketika kita belum sanggup untuk menguasainya? Yes, boys will be boys, no matter what.
The Raid
Tidak ada yang bisa menyangkal, kehadiran Iko Uwais adalah angin segar di dunia perfilman nasional, khususnya film action yang sudah lama hiatus di negeri tercinta ini. Gareth Evans selaku sutradara membawa genre action Indonesia ke tingkat selanjutnya, dengan sinematografi ekstrim yang pernah ada dalam sebuah film action, sangat tidak mungkin film yang berhasil menyabet penghargaan di Toronto International Film Festival ini sampai Anda lewatkan.
21 Jump Street
Remake dari sebuah serial televisi tahun 1987 berjudul sama, 21 Jump Street menjadi film komedi Hollywood yang mengingatkan kita akan masa keemasan jaman SMA yang sayang sekali sudah banyak berubah di jaman sekarang. Dibintangi dua aktor yang sedang naik daun, Jonah Hill dan Channing Tatum serta cameo dari serial televisi aslinya, Johnny Depp, sukses membuat film ini tambah kocak.
Killer Joe
Usia bukanlah hambatan untuk berkarya. Terbukti di usianya yang sudah menginjak 77 tahun, sutradara William Friedkin berhasil mengadaptasi naskah Killer Joe, drama panggung Broadway milik Tracy Letts ke dalam medium audio visual berkualitas. Diisi oleh jajaran aktor mumpuni, Killer Joe bertransformasi menjadi sebuah drama kelam satir yang mengisahkan intrik dalam sebuah keluarga urakan, dan sekaligus menandai kematangan akting Matthew McConaughey yang makin lama makin mempesona.
The Dark Knight Rises
Tahun 2012 adalah tahun yang paling ditunggu-tunggu oleh para pecinta film superhero, setelah sebelumnya The Avengers membombardir tangga box office dunia. Maka giliran Christopher Nolan dengan The Dark Knight Rises-nya yang turut menghiasi tangga box office di posisi dua. Dengan skala yang lebih besar dan lebih action-packed dari dua pendahulunya, harus saya akui, The Dark Knight Rises adalah pencapaian luar biasa sutradara berdarah Inggris ini untuk mengakhiri kisah Batman yang imejnya telah berubah semenjak reboot-nya di tahun 2005. Secara tidak langsung, The Dark Knight menjadi inspirasi untuk film-film action dengan tone kelam di masa mendatang, Skyfall salah satunya.
The Cabin in the Woods
Bagi para pecinta horor sejati tidak mungkin melewatkan film terbaru Joss Whedon yang satu ini. Bukan hanya kumpulan superhero saja yang bisa Joss Whedon sajikan dengan sempurna dalam sebuah layar lebar, tapi kumpulan monster dan setan-setan legendaris dunia horor pun bisa dibuat menjadi sebuah anomali yang menarik di film yang menyimpan banyak kejutan ini. Apalagi bagi Anda pecinta film horor klasik, The Evil Dead, The Cabin in the Woods adalah film wajib yang tidak boleh Anda lewatkan.
Mama Cake
Hanya sedikit film Indonesia tahun ini yang membekas di hati saya, dan Mama Cake adalah salah satunya, sebuah film sederhana tentang perjalanan spiritual tiga pemuda yang dibungkus sangat menarik oleh sutradara Anggy Umbara. Mama Cake merupakan film ber-template cerita remaja ringan yang mengangkat isu yang sangat krusial. Film ini adalah film pencerahan bagi generasi jaman sekarang, tidak butuh peci ataupun sorban, menonton film ini Anda akan tahu esensi ibadah tanpa harus merasa diceramahi. Well done Anggy Umbara!
Pieta
Datang dari negeri ginseng, Korea, Pieta sebagai satu-satunya film Korea Selatan yang pernah menyabet penghargaan tertinggi di Venice Film Festival ini merupakan karya ke-18 Kim Ki-duk yang tidak boleh Anda lewatkan. Sutradara auteur yang terkenal dengan film-filmnya yang ‘sunyi’ berhasil mengejutkan saya dengan cerita hubungan ibu dan anak yang manis sekaligus memilukan ini. Ya, Pieta bukanlah film drama keluarga biasa, karena bukan hanya hubungan psikologis saja yang disorot tapi juga gejala sosial manusia dimana harta, nyawa dan keluarga adalah sesuatu yang mudah datang dan mudah pergi begitu saja.
Safety not Guaranteed
Jika Looper mengisahkan film time travel dengan spesial efek ciamik yang memanjakan mata, Safety not Guaranteed muncul menjadi film time travel ‘indie’ yang memfokuskan hubungan para karakternya, dimana ada tiga orang jurnalis yang menyelidiki sebuah iklan aneh yang isinya tentang seseorang yang sedang mencari teman untuk perjalanan waktu. Menarik, dan bisa dibilang film drama indie paling manis tahun ini.
The Hobbit
There and back again, Peter Jackson berhasil mengulang lagi masa kejayaanya di The Lord of the Rings dengan menghadirkan kisah The Hobbit, prekuel dari The Lord of the Rings trilogy, sekaligus menjadi film pertama yang menggunakan teknologi terbaru yang bisa membuat mata anda berkaca-kaca, high frame rate 48 fps! Diluar teknologi barunya itu, The Hobbit bagaikan sebuah nostalgia bagi Anda penggemar The Lord of the Rings. Jalinan cerita yang lebih sederhana tapi tetap menyuguhkan sebuah petualangan yang mengasyikan. Ya, The Hobbit adalah film penutup tahun paling menghibur dari segi visual dan cerita. Enjoy the adventure!
Sumber:http://www.bandungreview.com
Chronicle
Bagaiamana jadinya jika tiga remaja labil memiliki kekuatan super? Film mockumentary bergaya indie besutan Josh Trank ini adalah jawabannya. Muncul tanpa gembar gembor yang bombastis, Chronicle menjadi film superhero yang memiliki pertanyaan paling mendasar, bagaimana rasanya punya kekuatan super ketika kita belum sanggup untuk menguasainya? Yes, boys will be boys, no matter what.
The Raid
Tidak ada yang bisa menyangkal, kehadiran Iko Uwais adalah angin segar di dunia perfilman nasional, khususnya film action yang sudah lama hiatus di negeri tercinta ini. Gareth Evans selaku sutradara membawa genre action Indonesia ke tingkat selanjutnya, dengan sinematografi ekstrim yang pernah ada dalam sebuah film action, sangat tidak mungkin film yang berhasil menyabet penghargaan di Toronto International Film Festival ini sampai Anda lewatkan.
21 Jump Street
Remake dari sebuah serial televisi tahun 1987 berjudul sama, 21 Jump Street menjadi film komedi Hollywood yang mengingatkan kita akan masa keemasan jaman SMA yang sayang sekali sudah banyak berubah di jaman sekarang. Dibintangi dua aktor yang sedang naik daun, Jonah Hill dan Channing Tatum serta cameo dari serial televisi aslinya, Johnny Depp, sukses membuat film ini tambah kocak.
Killer Joe
Usia bukanlah hambatan untuk berkarya. Terbukti di usianya yang sudah menginjak 77 tahun, sutradara William Friedkin berhasil mengadaptasi naskah Killer Joe, drama panggung Broadway milik Tracy Letts ke dalam medium audio visual berkualitas. Diisi oleh jajaran aktor mumpuni, Killer Joe bertransformasi menjadi sebuah drama kelam satir yang mengisahkan intrik dalam sebuah keluarga urakan, dan sekaligus menandai kematangan akting Matthew McConaughey yang makin lama makin mempesona.
The Dark Knight Rises
Tahun 2012 adalah tahun yang paling ditunggu-tunggu oleh para pecinta film superhero, setelah sebelumnya The Avengers membombardir tangga box office dunia. Maka giliran Christopher Nolan dengan The Dark Knight Rises-nya yang turut menghiasi tangga box office di posisi dua. Dengan skala yang lebih besar dan lebih action-packed dari dua pendahulunya, harus saya akui, The Dark Knight Rises adalah pencapaian luar biasa sutradara berdarah Inggris ini untuk mengakhiri kisah Batman yang imejnya telah berubah semenjak reboot-nya di tahun 2005. Secara tidak langsung, The Dark Knight menjadi inspirasi untuk film-film action dengan tone kelam di masa mendatang, Skyfall salah satunya.
The Cabin in the Woods
Bagi para pecinta horor sejati tidak mungkin melewatkan film terbaru Joss Whedon yang satu ini. Bukan hanya kumpulan superhero saja yang bisa Joss Whedon sajikan dengan sempurna dalam sebuah layar lebar, tapi kumpulan monster dan setan-setan legendaris dunia horor pun bisa dibuat menjadi sebuah anomali yang menarik di film yang menyimpan banyak kejutan ini. Apalagi bagi Anda pecinta film horor klasik, The Evil Dead, The Cabin in the Woods adalah film wajib yang tidak boleh Anda lewatkan.
Mama Cake
Hanya sedikit film Indonesia tahun ini yang membekas di hati saya, dan Mama Cake adalah salah satunya, sebuah film sederhana tentang perjalanan spiritual tiga pemuda yang dibungkus sangat menarik oleh sutradara Anggy Umbara. Mama Cake merupakan film ber-template cerita remaja ringan yang mengangkat isu yang sangat krusial. Film ini adalah film pencerahan bagi generasi jaman sekarang, tidak butuh peci ataupun sorban, menonton film ini Anda akan tahu esensi ibadah tanpa harus merasa diceramahi. Well done Anggy Umbara!
Pieta
Datang dari negeri ginseng, Korea, Pieta sebagai satu-satunya film Korea Selatan yang pernah menyabet penghargaan tertinggi di Venice Film Festival ini merupakan karya ke-18 Kim Ki-duk yang tidak boleh Anda lewatkan. Sutradara auteur yang terkenal dengan film-filmnya yang ‘sunyi’ berhasil mengejutkan saya dengan cerita hubungan ibu dan anak yang manis sekaligus memilukan ini. Ya, Pieta bukanlah film drama keluarga biasa, karena bukan hanya hubungan psikologis saja yang disorot tapi juga gejala sosial manusia dimana harta, nyawa dan keluarga adalah sesuatu yang mudah datang dan mudah pergi begitu saja.
Safety not Guaranteed
Jika Looper mengisahkan film time travel dengan spesial efek ciamik yang memanjakan mata, Safety not Guaranteed muncul menjadi film time travel ‘indie’ yang memfokuskan hubungan para karakternya, dimana ada tiga orang jurnalis yang menyelidiki sebuah iklan aneh yang isinya tentang seseorang yang sedang mencari teman untuk perjalanan waktu. Menarik, dan bisa dibilang film drama indie paling manis tahun ini.
The Hobbit
There and back again, Peter Jackson berhasil mengulang lagi masa kejayaanya di The Lord of the Rings dengan menghadirkan kisah The Hobbit, prekuel dari The Lord of the Rings trilogy, sekaligus menjadi film pertama yang menggunakan teknologi terbaru yang bisa membuat mata anda berkaca-kaca, high frame rate 48 fps! Diluar teknologi barunya itu, The Hobbit bagaikan sebuah nostalgia bagi Anda penggemar The Lord of the Rings. Jalinan cerita yang lebih sederhana tapi tetap menyuguhkan sebuah petualangan yang mengasyikan. Ya, The Hobbit adalah film penutup tahun paling menghibur dari segi visual dan cerita. Enjoy the adventure!
Sumber:http://www.bandungreview.com
0 komentar:
Posting Komentar